Modul 3.1 Aksi Nyata Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

AKSI NYATA oleh Nuráini


1. Peristiwa (Fact)

Latar belakang tentang situasi yang dihadapi
Dalam suatu kelas terdapat siswa yang kurang disiplin terhadap peraturan yang ditentukan oleh sekolah, Diantara nya sering toidak masuk sekolah baik karena sakit, ijin maupun Alpa. Toleransi untuk ketidakhadiran Alpa adalah sebanyak 6 kali Alpa dengan tahapan sebagai berikut: Jika Alpa 1 kali maka siswa dipanggil untuk diberikan pengarahan dan motivasi, Jika ternyata diulang kembali sehingga Alpanya menjadi 2, maka siswa akan dipangil kembali untuk mengetahui alasan kenapa siswa melakukan kesalahan yang sama dan selanjutnya menginformasikan ke orangtua. Jika mengulang Alpa kembali, selanjutnya siswa akan diberikan sanksi berupa surat peringatan tanpa materai yang diketahui oleh wali kelas, guru BK, PDS dan kesiswaan. 

Proses Coaching diperlukan dalam mengatasi masalah ini. Tahap berikutnya adalah jika siswa mengulang kembali sehingga Alpa menjadi 4 kali, maka wali kelas dan Tim PDS melakukan Home visit ke rumah siswa yang bersangkutan untuk identifikasi dan  mencari solusi yang tepat. Jika ternyata siswa mengulang kembali sehingga Alpa menjadi 5 maka siswa dan orangtua dipanggil ke sekolah untuk berdiskusi dan mencari solusi agar siswa bisa disiplin dan siswa diberikan saksi berupa surat peringatan berupa perjanjian di atas materai. Hal ini  diharapkan menjadikan siswa menjadi lebih serius untuk bisa disiplin dalam belajar, Jika ternyata mengulang kembali sehingga Alpanya menjadi 6 kali, maka siswa tersebut diberikan sanski berupa berita acara untuk bersedia dipindahkan sekolah apabila belum bisa melakukan perubahan terhadap dirinya. Akan tetapi dalam pelaksanaannya, peraturan tersebut tidaklah semutlak itu, setiap kali melakukan tindakan maka akan diterapkan identifikasi masalah terhadap siswa yang bermasalah untuk menggali informasi yang benar. 

Dengan alasan yang bisa diterima, walaupun siswa sudah memiliki Alpa 6 atau lebih maka siswa tersebut masih memiliki peluang untuk bisa naik kelas ketika rapat dean guru memutuskan siswa tersebut naik, mengingat banyak faktor yang menyebabkan menjadi tidak disiplin yaitu karena keluarga yang tidak harmonis, atau keadaan ekonomi sehingga harus turut serta membantu orangtua mencari nafkah.

Alasan melakukan Aksi Nyata tersebut
Alasan melakukan Aksi nyata tersebut adalah karena adanya kasus dimana Alpanya sudah mencapai 6 kali atau lebih, tetapi pada akhirnya siswa tersebut tetap naik kelas, meskipun tidak sesuai dengan syarat kenaikan kelas.

Hasil Aksi Nyata yang dilakukan
Hasil Aksi nyata yang dilakukan adalah Dokumentasi dari rapat dewan guru yang menyatakan siswa bermasalah pada akhirnya bisa naik kelas. 

2. Perasaan (Feelings)

Perasaan ketika dan setelah menjalankan ketiga Aksi Nyata
Perasaan ketika melakukan Aksi nyata: Saya merasa mengalami situasi Dilema etika terhadap masalah siswa tersebut. Disatu sisi, jika mengacu pada peraturan sekolah maka siswa tersebut tidak bisa dinaikkan. Namun disisi lain masa depan anak sangat penting, sehingga berbagai kebijakan alternatif bisa diperlukan sesuai dengan kesepakatan dalam rapat Dewan guru (Pleno) dengan pertimbangan kemanusiaan. 

Setelah melakukan Aksi Nyata saya merasa lebih tenang karena keputusan berdasarkan suara terbanyak dan identifikasi maupun analisis masalah yang tepat untuk kebaikan bersama antara sekolah dan siswa. Paradigma yang digunakan adalah paradigma jangka pendek melawan jangka panjang. Dimana hasil dari saat ini akan terlihat di masa yang akan datang.

3. Pembelajaran (Findings)

Pembelajaran yang di dapat dari pelaksanaan keseluruhan aksi baik kegagalan maupun keberhasilan

Pembelajaran dari kegagalan: Setiap siswa memiliki masalahnya masing-masing, hanya kadarnya saja yang berbeda. Teknik dalam memecahkan masalahnyapun tidak bisa disamakan mengingat penyebabnya juga bervariasi. Proses Coaching masih relefan untuk digunakan sebagai alternatif pemecahan masalah yang kreatif. 

Keberhasilan nya adalah mampu menjadikan siswa untuk melakukan refleksi diri. Mengambil keputusan dengan mmpertimbangkan beberapa aspek. 


4. Penerapan ke depan (Future)

Rencana perbaikan untuk pelaksanaan di masa mendatang.

Rencana perbaikan dalam bentuk pembelajaran tatap muka

Lebih meningkatkan bentuk Coaching dalam menyelesaika masalah

Sosialisasi secara intens mengenai peraturan sekolah, agar siswa paham dan tidak melanggar aturan




Coaching


Pengamatan Pembelajaran online










Related

Artikel 1870832207972816296

Posting Komentar

Follow us !

Blogger news

Trending

Label

item