RELIABILITAS TES DAN RELIABILITAS ITEM HASIL BELAJAR


 

KATA PENGANTAR

 

Puji Sykukr penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul PENGUKURAN RELIABILITAS TES DAN RELIABILITAS ITEM HASIL BELAJAR ini, dalam meningkatkan kualitas perkuliahan dan pengetahuan yang digunakan sebagai pemenuhan tugas kelompok perkuliahan Semester II Mata Kuliah EVALUASI PENDIDIKAN IPS”.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada : Yth Bapak Prof. Dr. GATOT SURADJI selaku Dosen Mata Kuliah EVALUASI PENDIDIKAN IPS” dan semua pihak yang telah banyak membantu dalam perkuliahan sehingga makalah untuk tugas kelompok  semester II ini dapat terselesaikan.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua, dan menambah wawasan kita mengenai EVALUASI PENDIDIKAN IPS, khususnya bagi penulis.

Namun, makalah ini mungkin jauh dari kesempurnaan, maka dari itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

 

 

Jakarta, Juni  2021

Penulis

RELIABILITAS ITEM HASIL BELAJAR oleh Nur aini


 BAB I

 PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Salah satu aspek positif kemajuan dari dunia penelitian yang ada di Indonesia, adalah muncul banyaknya para peneliti-peneliti muda yang kini lebih kritis lagi dalam meneliti objek-objek yang ada. Di Indonesia, banyak sekali para peneliti ataupun bukan peneliti yang banyak melakukan sebuah riset guna memenuhi tugas ataupun sebagai pembuktian dari sebuah kejadian.

Kebanyakan dari kita mengira bahwa jika kita mempunyai kesimpulan dari hasil penelitian kita terhadap kejadian-kejadian yang terbatas, maka kesimpulan itu berlaku dengan sempurna untuk seluruh kejadian yang sejenis. Perkiraan semacam itu belum tentu benar, untuk menghindari hal-hal yang semacam itu maka kita harus melakukan reliabilitas, yang berguna untuk menunjukkaan kevalidan data dari hasil sebuah penelitian yang kita lakukan. 

Ciri-ciri test hasil belajar yang baik yaitu: valid, reliabel, obyektif, dan praktis. Valid dapat diartikan sebagai ketepatan, kebenaran, keshahihan. Reliabel yaitu keajegan, kemantapan. Obyektif maksudnya jika suatu tes itu menurut apa adanya dari sumber. Praktis artinya suatu tes tersebut harus mudah dilaksanakan karena test itu harus bersifat sederhana dan lengkap. Pada kesempatan kali ini kami hanya akan membahasa tentang Reliabilitas sebagai salah satu ciri tes hasil belajar yang baik

Dalam persyaratan tes, bahwa tes yang baik adalah tes yang memiliki taraf reliabilitas tinggi. Suatu tes dapat dikatakan memiliki taraf reliabilitas yang tinggi jika tes tersebut diujikan dalam kurun waktu yang berbeda dapat memberikan hasil yang tetap. Maka pengertian reliabilitas tes berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes. konsep reliabilitas ini tidak akan sulit dimengerti apabila telah memahami konsep validitas. Tuntutan bahwa instrumen evaluasi harus valid menyangkut harapan diperolehnya data yang valid, sesuai dengan kenyataan.

Sedangkan reliabilitas tuntutannya tidak jauh berbeda. Jika validitas terkait dengan ketepatan objek yang tidak lain adalah tidak menyimpangnya data dari kenyataan, artinya bahwa data tersebut benar. Maka dari itu konsep reliabilitas terkait dengan pemotretan berkali-kali. Instrumen yang baik adalah instrumen yang dapat dengan ajeg memberikan data yang sesuai dengan kenyataan. Kami selaku penulis akan membahas  mengenai apa sebenarnya reliabilitas tes, faktor yang mempengaruhi dan teknik pengujian reliabilitas tes tesebut. Sehingga dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut.

B.  Rumusan Masalah

1. Apa pengertian realibilitas  tes?

2. Apa faktor-faktor yang memengaruhi realibilitas tes?

3. Bagaimana teknik pengujian realibilitas  tes hasil belajar Uraian?

 

 

C.  Tujuan Penulisan

1. Untuk menegetahui pengertian realibilitas  tes.

2. Untuk menegetahui faktor-faktor yang memengaruhi realibilitas tes.

3. Untuk menegetahui teknik pengujian realibilitas  tes hasil belajar .

 


BAB II PEMBAHASAN

 

A.  Pengertian Realibilitas Tes

Menurut Sugiono (2005) Pengertian Reliabilitas adalah serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi bila pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu dilakukan secara berulang. Reliabilitas tes adalah tingkat keajegan (konsitensi) suatu tes yakni sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang ajeg, relatif tidak berubah walaupun diteskan pada situasi yang berbeda-beda.

Menurut Sukadji (2000) reliabilitas suatu tes adalah seberapa besar derajat tes mengukur secara konsisten sasaran yang diukur. Reliabilitas dinyatakan dalam bentuk angka, biasanya sebagai koefisien. Koefisien tinggi berarti reliabilitas tinggi. Menurut Nursalam (2003) Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu yang berlainan. alat dan cara mengukur atau mengamati sama-sama memegang peranan penting dalam waktu yang bersamaan.

Berdasarkan beberapa pendapat tentang pengertian reliabilitas di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa reliabilitas adalah suatu keajegan suatu tes untuk mengukur atau mengamati sesuatu yang menjadi objek ukur. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai reliabilitas yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap sama (konsisten, ajeg). Hasil pengukuran itu harus tetap sama (relatif sesama) jika pengukurannya diberikan pada subjek yang sama meskipun dilakukan oleh orang yang berbeda, waktu yang berbeda, dan tempat yang berbeda pula. Alat ukur yang reliabilitasnya tinggi disebut alat ukur yang reliable.

B.       Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Realibilitas Tes

Reliabilitas dapat dipengaruhi oleh waktu penyelenggaran tes-retes. Interval penyelengaraan yang terlalu dekat atau jauh, akan mempengruhi koefisien reliabilitas. Faktor-factor lain yang mempengaruhi di antaranya;

1.   Panjang test, semakin panjang test evaluasi, semakin banyak jumlah item materi pembelajaran diukur. Ini menunjukan dua kemungkinan yaitu test semakin mendekati kebenaran,  dan dalam memgikuti test, semakin kecil siswa menebak. Berarti semakin tinggi koefisien reliabilitas.

2.  Penyebaran skor koefisien reliabiltas secara langsung dipengeruhi oleh bentuk sebaran skor dalam kelompok siswa yang diukur. Semakin tinggi sebaran semakin tingi estimasi koefisien reliabilitas. Hal ini tejadi karena posisi skor siswa, secara individual mempunyai kedudukan sama pada tes retest lain,sebagai acuan.

3.  Kesulitan test; test normative yang terlalu mudah atau terlalu sulit skor untuk siswa cenderung menghasilkan reliabilitas rendah. Fenomena tersebut, akan menghasilkan sebaran skor yang cenderung terbatas pada salah satu sisi. Untuk test yang terlalu mudah skor jawaban siswa akan mengumpul ada sisi atas, untuk tes terlalu sulit skor jawaban siswa akan cenderung mengumpul pada ujung bawah. Dua kejadian tersebut mempunyai kesamaan yaitu bahwa perbedaan di antara individu adalah kecil dan cenderung tidak relevan

4. Objektivitas; yang di maksud objekif yaitu derajat dimana siswa dengan kompetensi sama mencapai hasil sama. Ketika prosedur test evaluasi memiliki objektivitas tinggi, maka reliabilitas test tidak dipengaruhi oleh prosedur teknik penskoran. Item test objektif yang dihasilkan tidak dipengaruhi pertimbangan atau opini seorang evaluator.

 

C.   Teknik Pengujian Realibilitas  Tes Hasil Belajar

Dalam kaitanya dengan sebuah penelitian, pengujian reliabilitas instrumen  dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. Secara eksternal pengujian  dapat dilakukan dengan teknik paralel, teknik pengukuran ulang, dan metode gabungan. Sedangkan metode internal reliabilitas instrumen dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen tersebut dengan teknik tertentu. Berikut ini kriteria pengujian reliabilitas yang digunakan yaitu:

1.   Teknik Eksternal

a.   Teknik paralel (equivalent form)

Metode bentuk paralel adalah dua buah tes yang mempunyai kesamaan tujuan,  tingkat kesukaran dan susunan tetapi butir-butir soalnya berbeda dengan istilah alternatif form method. Pada aspek ini, dibuat 2 tes paralel misalnya tesmatematika seri A dan tes matematika seri B yang akan dujikan pada sekelompok siswa yang sama. Hasilnya kemudian dikorelasika, koefisian korelasi dari kedua hasil tes inilah yang menunjukkan koefisien reliabilitas seri A. Jika koefisiennya  tinggi maka tes tersebut sudah reliabe dan dapat digunakan sebagai alat  pengetesan.  Komposisi butir boleh apa saja dengan sasaran yang tidak perlu sama.Kesamaan yang dimaksudkan adalah kesamaan tujuan, tingkat kesukaran,  dan susunan.

b.   Teknik pengukuran ulang (test-retest)

Metode tes ulang adalah pengetes hanya memiliki satu tes, tetapi dicobakan duakali. Dimana selang waktunyapun tidak terlalu dekat dan tidak terlalu lama. Kemudian hasil dari kedua tes dihitung korelasinya. Ada tes yan g banyak mengungkap pengetahuan atau ingatan dan pemahaman Menggunakan cara ini  kurang tepat karena tercoba kan masih ingat tentan butir-butir soalnya. Solusi  dari tes ini adalah tenggang waktu tes pertama daan kedua tidak terlalu singkat dan tidak terlalu lama. Selain itu pada kenyataanya hasil tes yang kedua  cenderung lebih baik dari pada hasil tes pertama karena adanya pactice effect atau  over effect.

 

 

Dari tabel diatas terlihat skor semua siswa naik, akan tetapi kepentingan kita dalam mencari nilai reliabilitas dengan metode ini adalah kesejajaran hasil atau  ketetapan hasil yang ditunjukkan oleh koefisien korelasi yang tinggi.  Jika koefisien korelasi menunjukkan tinggi, berarti realibilitas tes bagus, jika  korelasi rendah, berarti tes tersebut mempunyai konsistensi rendah.

c.   Metode Gabungan

Pengujian reliabilitas ini dilakukan dengan cara mencoba dua alat ukur yang equivalen itu dua kali ke ke responden yang sama. Ini merupakan gabungan cara pertama dengan cara kedua. Reliabilitas instrumen dilakukan dengan mengkorelasikan dua instrumen yang equivalen pada pengujian pertama, setelah  itu dikorelasikan pada pengujian kedua dan selanjutnya dikorelasikan secara  silang.Jadi dengan dua kali pengujian dalam waktu yang berbeda, akan dapat  dianalisis enam koefisien reliabilitas. Bila keenam koefisien korelasi itu  kesemuanya tinggi dan signifikan, maka dapat dikatakan bahwa alat ukur tersebut reliabel.

 

b. Teknik Internal

Pengujian reliabilitas dengan teknik internal, dilakukan dengan cara  mencobakan instrumen sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis  dengan teknik tertentu. Hasil analisis dapat digunakan untuk memprediksi  reliabilitas intrumen. Pengujian ini dapat dilakukan dengan teknik belah dua  dari Spearman Brown, KR 20, KR 21 dan Rumus Hoyt.

1.  Teknik belah dua

Mencari reliabilitas dengan metode belah dua yakni pengetes hanya

menggunakan sebuah tes dan dicobakan satu kali sehingga didapat koefisien korelasi setelah membelah dua dan mengkorelasikan dua belahan itu. Kemudian  baru diketahui reliabilitas separuh tes.  Cara pembelahan tes dilakukan dengan pembelahan ganjil genap dan  pembelahan awal akhir. Pembelahan ganjil genap misalnya tes terdiri dari 20 butir  soal, maka kelompok ganjil 1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15, 17, 19 sedangkan kelompok  genap 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18, 20. Pembelahan awal akhir misalkan butir soal  awal 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 sedangkan butir soal akhir 11, 12, 13, 14, 15, 16,  17, 18, 19, 20.

 

2.    Rumus KR 20 (Kuder Richarson)

 

S2 = varians

S = standar deviasi dari tes

pq = jumlah perkalian p dan q

P = perbandingan jumlah siswa yang menjawab benar dibanding jumlah  siswa seluruhnya untuk tiap item

q = perbandingan jumlah siswa yang menjawab salah dibanding jumlah  siswa seluruhnya untuk tiap item

n  = banyaknya item

 

3. Rumus KR 21

 

M = Mean atau rerata skor total

n = banyaknya item

St2 = varian total yaitu varian skor total

 

4. Rumus Hoyt

 

Vr = varians responden

Vs = Varians sisa

r11 = reliabilitas seluruh soal

cara mencari Vr dan Vs

a) Cari jumlah kuadrat responden

b) Cari jumlah kuadrat item

c) Cari jumlah kuadrat total

d) Cari jumlah kuadrat sisa

e) Cari varians responden dan varian sisa dengan tabel F

f) Masukkan ke rumus Hoyt

 

5. Alpha Crownbach

Kita juga harus mengukur reliabilitas dari instrumen penelitian. Reliabilitas  yang digunakan untuk mengukur tes hasil belajar adalah dengan menggunakan  rumus Alpha Crownbach yaitu:

 

Dengan varians σ 1=∑ X2¿ ¿ ¿¿ ¿

Keterangan:

r11 : nilai reliabilitas

k : banyaknya item petanyaan

σb2 : jumlah varians butir

σ 1 : Varians total

x : Skor tiap total

n : Banyaknya siswa

 

 

Dalam rangka menentukan apakah tes hasil belajar bentuk uraian yang disusun oleh seorang staf pengajar telah memiliki daya keajegan mengukur atau reliabilitas yang tinggi ataukah belum pada umumnya orang menggunakan sebuah rumus yang di kenal dengan nama Rumus Alpha. Adapun rumus alpha yang di maksud adalah :

 

Dimana : r11      = Koefisien reliabilitas tes

                  n      = Banyaknya butiran item yang dikeluarkan dalam tes

             1      = Bilangan konstan

                     ∑Si2  = Jumlah varian skor dari tiap-tiap butir item

             St2    = Varian total

Dengan, penjelasan lebih lanjut, bahwa :

∑Si dapat diperoleh dengan menggunakan rumus seperti tertera dibawah ini. Misalkan tes uraaian yang akan ditentukan reliabilitasnya terdiri atas lima item, maka ∑Si dapat diperoleh dengan jalan menjumlahkan varian dari item no 1 sampai dengan item no 5 :

 

 

Sedangkan Si12, Si22, Si32, Si42,  dan Si52,  itu sendiri, dapat diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Selanjutnya dalam pemberian interpretasi terhadap koefisien reliabilitas tes (r11) pada umumnya digunakan patokan sebagai berikut:

1.  Apabila r11 sama dengan atau lebih besar dari pada 0,70 berarti tes hasil belajar yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan telah memiliki reliabilitas yang tinggi (= riliable)

2.  Apabila r11 lebih kecil daripada 0,70 berarti bahwa tes hasil belajar yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan belum memiliki reliabilitas yang tinggi (un-reliable)

Berikut ini dkemukakan sebuah contoh, misalkan tes hasi belajar bentuk uraian diikuti oleh 5 orang siswa dalam tes mana dikeluarkan 5 butir item dengan ketentuan bahwa rentangan bobot skor adalah 0 sampai dengan 10. Setelah tes berakhir diperoleh skor-skor hasil tes seperti tertera pada tabel.

 

 

Testee

Skor untuk butir item nomor

1

2

3

4

5

A

8

6

7

7

6

B

7

6

6

5

6

C

4

4

3

5

4

D

6

5

5

5

6

E

5

5

4

5

4

 

TABEL 2.1.  skor-skor tes hasil belajar bentuk subyektif yang diikuti oleh 5 orang testee, dengan menyajikan 5 butir item.

 

Dalam rangka penentuan reliabilitas tes hasil belajar bentuk subyektif tersebut, langkah-langkah yang perlu ditempuh adalah sebagai berikut:

Langkah Pertama : menjumlahkan skor-skor yang dicapai oleh masing-masing testee, yaitu ∑Xi1, ∑Xi2, ∑Xi3, ∑Xi4, dan ∑Xi5 dan mencari skor total yang dicapai oleh masing-masing testee untuk kelima butir item tersebut (Xt), serta mencari (menghitung) kuadrat dari skor total (Xt2) hasilnya adalah seperti dapat dilihat pada tabel 2.2.

 

Testee

Skor untuk butir item nomor :

 

Xt

 

Xt2

1

2

3

4

5

A

8

6

7

7

6

34

1156

B

7

6

6

5

6

30

900

C

4

4

3

5

4

20

400

D

6

5

5

5

6

27

729

E

5

5

4

5

4

23

529

5=N

30 =

  ∑Xi1

26 =

∑Xi2

25 = ∑Xi3

27 = ∑Xi4

26 = ∑Xi1

134 = ∑Xt

3714 = ∑Xt2

 

TABEL 2.2 tabel analisis dalam rangka mencari (mengitung) skor total untuk masing-masing item, skor total untuk masing-masing testee, dan kuadrat dari skor total yang dIcapai oleh testee.

 

Dari tabel 2.2 telah berhasil diketahui :

∑Xi= 30 ; ∑Xi= 26 ; ∑Xi= 25 ; ∑Xi= 27 ; ∑Xi= 26

∑X= 134; ∑Xt= 3714; sedangkan N = 5.

Langkah kedua : mencari (menghitung) jumlah kuadrat item 1,2,3,4 dan 5:

JK item1 = 82 + 72 + 42 + 62 + 52 = 64 + 49 + 16 + 36 + 25 = 190

JK item2 = 62 + 62 + 42 + 52 + 52 = 36 + 36 + 16 + 25 + 25 = 138

JK item3 = 72 + 62 + 32 + 52 + 42 =  49 + 36 + 9 + 25 + 16 = 135

JK item4 = 72 + 52 + 52 + 52 + 52 = 49 + 25 + 25 + 25 + 25 = 149

JK item5 = 62 + 62 + 42 + 62 + 42 = 36 + 36 + 16 + 36 + 16 = 140

Langkah ketiga : Mencari (menghitung) varian dari skor 1,2,3,4,5:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Langkah Keempat: mencari jumlah varian skor item secara keseluruhan:

 

 

                               = 2,00 + 0,56 + 2,00 + 0,64 + 0,96

                               = 6,16

Langkah kelima : mencari varian total ( St2) dengan menggunakan rumus :

 

 

 

Dari Tabel 6.2. Telah diketahui : ∑Xt= 3714 ;  ∑X= 134 dan N=5

 

 

 

 

Langkah keenam : mencari koefisien reliabilitas tes, dengan menggunakan rumus alpha :

 

 

Dari perhitung-perhitungan di atas, telah kita ketahui: n (yaitu jumlah butir item) = 5; ∑Si= 6,16 dan St2 = 24,56

Jadi :

 

 

      = 1,25 x 0,749

      = 0,93625

      = 0,94

Dengan koefisien reliabilitas (r11) sebenar 0,94 itu pada akhirnya dapat kita nyatakan bahwa tes hasil belajar bentuk uraian dengan menyajikan lima butir item yang diikuti oleh lima testee tersebut sudah memiliki reliabiltas tes yang tinggi (r11 jauh lebih besar dari 0,70), sehingga kita dapat menyatakan pula bahwa tes hasil belajar itu sudah memiliki kualitas yang baik.

 



BAB III

KESIMPULAN

 

 Reliabilitas adalah suatu keajegan suatu tes untuk mengukur atau mengamati sesuatu yang menjadi objek ukur. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai reliabilitas yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap sama (konsisten, ajeg). Hasil pengukuran itu harus tetap sama (relatif sesama) jika pengukurannya diberikan pada subjek yang sama meskipun dilakukan oleh orang yang berbeda, waktu yang berbeda, dan tempat yang berbeda pula. Alat ukur yang reliabilitasnya tinggi disebut alat ukur yang reliable.

Faktor-factor lain yang mempengaruhi di antaranya; Panjang test, penyebaran skor koefisien reliabiltas secara langsung,  Kesulitan test; dan objektivitas. Dalam Penilaian Pendidikan atau penilaian Aspek Lainnya, Terdapat Cara Non Tes dan Cara Tes. Dalam Proses Tes Terdiri dari Dua Jenis yang Tes Subjektif (Uraian/Isian) dan Tes Objektif.

Teknik pengujian reliabilitas instrumen  dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. Secara eksternal pengujian  dapat dilakukan dengan teknik paralel, teknik pengukuran ulang, dan metode gabungan. Sedangkan metode internal reliabilitas instrumen dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen tersebut dengan teknik tertentu. Hasil analisis dapat digunakan untuk memprediksi  reliabilitas intrumen. Pengujian ini dapat dilakukan dengan teknik belah dua  dari Spearman Brown, KR 20, KR 21 dan Rumus Hoyt.

 

 

 


DAFTAR PUSTAKA

 

 

H.M Sukardi, 2008.EVALUASI PENDIDIKAN Prinsip & Operasionalnya. Jakarta:  PT Bumi Aksara

Siregar, Syofian. 2014. Statistika Deskriptif untuk Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo.

https://www.scribd.com/doc/252564322/Makalah-Relibilitas di akses pada tanggal 10  Juni 2021

 https://ohmakalah.blogspot.co.id/2015/11/reliabilitas.html, di akses pada tanggal 10  Juni 2021

Anas Sudijono.2015.  Pengantar  Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers

 

Arikunto,Suharsimi.2003.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan,Jakarta: Bumi Aksara.

Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta

Hamzah Ali. 2014. Evaluasi Pembelajaran Matematika, Jakarta:  RajaGrafindo

 

 

 

 

Related

Artikel 3488104203461563568

Posting Komentar

Follow us !

Blogger news

Trending

Label

item